22/09/08

perayaan hari pribumi internasional

Dalam Sebuah Perayaan di Lapangan Sinapuk Wamena WAMENA-Aksi pengibaran bendara bintang kejora yang dilakukan bertepatan perayaan hari Internasional Bangsa Pribumi Se-dunia di Lapangan Sinapuk Wamena Sabtu (9/8), menyebabkan satu warga dilaporkan tewas tertembak. Tewasnya seorang warga bernama Otinus Tabuni itu, diduga tertembak saat aparat kepolisian Polres Jayawijaya menurunkan Bintang Kejora dan mendapat perlawanan dari massa. Hanya saja, siapa pelaku penembakan terhadap korban, hingga berita ini ditulis belum diketahui secara pasti. Aparat kepolisian masih berupaya menyelidiki kasus tersebut. Seperti diketahui lambang separatis itu dikibarkan bersama bendera PBB, bendera merah putih dan salah satu bendera berwarna putih bertuliskan SOS. Kasus inipun langsung mengundang perhatian serius Kapolda Papua, Irjen Pol Bagus Ekodanto. Kapolda didampingi Direskrim Polda Papua Kombespol Paulus Waterpauw, Kapolresta Jayapura AKBP Roberth Djoenso, SH, Kapolres Jayapura AKBP Didi Yasmin bersama stafnya berkunjung ke Wamena Ahad (10/8) kemarin. Dua hari pasca peristiwa tersebut, pihak aparat kepolisian yang bekerja ekstra keras telah berhasil mengamankan sejumlah saksi dan berhasil mengetahui identitas dua orang pelaku pengibaran bendera bintang kejora. "Pelaku pengibar bendera bintang kejora itu berinisial AW dan AH," tegas Kapolda Papua Bagus Ekodanto kepada wartawan di Wamena kemarin. Perayaan hari Internasional Bangsa Pribumi se Dunia yang diselenggarakan Dewan Adat Papua (DAP) di Wamena Sabtu (9/8) itu, adalah kegiatan illegal, karena tidak mendapatkan izin baik dari Polda Papua maupun Polres Jayawijaya. "Meski tidak mendapat izin, pengurus DAP dan DAP wilayah Jayawijaya tetap menyelenggarakan perayaan dan saya tegaskan kegiatan perayaan itu illegal,

21/09/08

DIALOG SOLUSI TERAKHIR UNTUK PAPUA


Bintang Papua:
Jayapura, Pemberlakuan Otonomi Khusus Papua ditanah papua tujuh tahun terakhir semakin menyengsarakan rakyat papua dengan kata lain otsus gagal sehingga dialog adalah solusi untuk menyelesaikan masalah papua.
Pemerintah indonesia harus berlaku jujur dan terbuka terhadap seluruh warga negaranya, masalah papua tidak jauh dengan masalah aceh, pemerintah berhasil mengintegrasikan wilayah papua kedalam NKRI namun pemerintah indonesia tidak berhasil mengintegrasikan orang papua kedalam NKRI ini yang soal sehingga kita harus duduk dan bicara, undang dunia luar dan fasilitasi, ujar Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja - Gereja Baptis Papua, Socratez Sofyan Yoman Selasa 16/9 diruang kerjanya.

suara anak negri



Saya adalah saya ,saya tidak dapat di ubah dan juga tidak dapat di pengaruhi oleh kamu hanya untuk sesuap naasi saja, karena saya tidak sama dengan anda,kebudayaan ki berbeda cara makan kita berbeda kulit kita berbeda,karakter kita berbeda, rambut kita berbeda,kita tidak pernah duduk sama rrendah dan berdiri sama tingi.
Engkau lain tetap lain ,aku lain tetap lain yidak akan pernah kita bersatu dalam 1(satu) pikiran di negri ini,di atas tanah ini,ditempat ini, bahkan sampai akhuratpun kita tetap berbeda
Nenek moyangmu bu8kanlah nenek moyanku dan nenek moyangku bukanlah nenek moyangku tidak pernah tertulis dalam sejarah bahwa,kita pernah satu ,kita sari satu nenekmoyang dan kita dari satu keturunan
Engkau menyebutku kulit hitam, kotor,miskin,terbelakang,bodok,tidak tau apa-apa,bangsa primitive,kanibal. Dan lain sebagainya .
Itulah saya yang engkau ludahi dan yang kau hina ,engkau angap

WEST PAPUA NEWS UPDATE